Kenangan Tentangmu

Kata orang anak yang sudah dewasa akan meninggalkan rumah tempat dia dibesarkan. Dan rumah itu pun akan menjadi “sarang kosong” begitu sebutannya. Kembali ke “sarang kosong” setelah bertahun-tahun pergi membawa kembali berbagai sensasi perasaan yang kukira sudah lama mati. Aku berdiri di tengah-tengah ruang tamu, mengamati keadaan rumah yang kosong, dan berdebu.

Terputar dalam kenanganku benda-benda apa saja yang dulunya ada di sini. Di mana letaknya, warnanya, bahkan harumnya. Dan siapa yang pernah ada di tempat ini. Dirimu. Ya dirimu dan aku pernah ada di tempat ini. Bersama. Menghabiskan waktu. Melakukan banyak kegiatan bersama.

Aku melangkahkan kakiku ke pintu dekat ruang tamu. Kamar tidur. Kamar ini pun sekarang kosong. Tapi tidak begitu dalam ingatanku. Terlihat jelas dalam ingatanku bagaimana kau meninabobokanku di sini. Bagaimana kau menemaniku tidur di sini. Bagaimana kita bercanda di atas kasur. Aku pun beranjak ke dapur. Dimana kau pernah memasak buatku. Mulai dari masakan sederhana sampai masakan yang rumit. Dulu di depan dapur ada meja makan di mana kita selalu makan bersama. Walau itu semua masa lalu tapi terasa begitu nyata di pikiranku.

Sentuhanmu.

Cara bicaramu.

Aroma tubuhmu.

Caramu berjalan.

Semuanya terlalu nyata untukku walau kau tiada lagi di sini.

Ayah, rumah ini penuh dengan kenangan akan dirimu. Terlalu penuh malah. Terlalu penuh dengan kenangan akan kau yang selalu baik, yang selalu memanjakanku, yang selalu ada untukku.

Tapi kenapa, kenapa orang menyebutmu penjahat. Mereka membawamu pergi. Mereka menahanmu di balik terali. Mereka memukulimu. Kenapa mereka tidak mengenali kebaikanmu seperti aku? Kenapa mereka membiarkanmu mati di ruang sempit yang mereka sebut sel? Kenapa?

Tapi tak apa, biarpun bagi orang lain kau penjahat, bagiku kau tetap ayahku. Mungkin orang lain menyimpan kenangan kejahatanmu tapi aku akan tetap menyimpan kenangan manis tentangmu.

Selamat jalan ayah.

Tentang crossside

Denny Pranolo Ss adalah lulusan Universitas Kristen Maranatha jurusan Sastra inggris. seorang penggemar karya sastra yang tidak biasa, dan sudah bosan baca karya sastra yang biasa. blog ini adalah alter egonya
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized dan tag , , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar